Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Landmark wisata kawasan kota tua atau heritage yang unik dan spesifik di Kota Sawahlunto harus lebih dikembangkan dan diperkaya. “Saling keterkaitan dan bersinergi antara wisata heritage serta objek wisata rekreasi akan lebih menambah khasanah wisata di kota ini,” kata Ketua tim studi rencana survei perencanaan destinasi wisata Intitut Teknologi Bandung (ITB), Yani Adriani kepada padangmedia.com, Jumat (11/3).

Menurutnya, di masing-masing destinasi objek wisata, harus saling terkait informasi dan jaringannya. Jangan sampai di lokasi waterboom tidak ada informasi wisata heritagenya. Atau, saat wisatawan berada di Desa Rantih, tidak ada informasi tentang waterboom atau Taman Satwa Kandihnya. Mahasiswa ITB ini saat berkunjung ke Desa Rantih sempat berpose bak model di jalan menuju atau sepulang dari Air Terjun Sungai Bikan. Mereka puas berkunjung ke air terjun tersebut, dan titip pesan agar Pemko lebih membenahi objek wisata yang berbasis petualang ini.

Dikatakan mahasiswa program Magister Terapan Perencanaan Kepariwisataan ITB itu, jangan biarkan pengunjung hanya datang pada satu titik objek saja. Sebaiknya, wisatawan dapat mengabiskan hari di kota itu dengan suguhan wisata rekreasi serta wisata heritage, seperti museum dan lainnya.

Yani menambahkan, di samping ada keterkaitan, masyarakat atau pemandu dan petugas harus lebih memiliki wawasan terhadap objek yang dikelola atau ditanganinya. Misalnya, petugas di Loebang Mbah Soero harus sangat tahu tentang sejarah, keselamatan serta lingkungan sekitar objek bekas lobang tambang batu bara itu.

Ikut dalam tim survey selama 6 hari tersebut, mahasiswa program Magister Terapan Perencanaan Kepariwisataan ITB. Mereka adalah Cahya A Mulyana, Yani Adriani, Teguh A Patria, Ruwaida F, Kasi CK, Ilma I Pratiwi, Bintang P S dan Moch.Henfi AK. (Tumpak)